Jumat, 07 Juni 2013

Hati yang gundah gulana dengan realita (Belajar Menulis)

Jika saya mengingat kebelakang tentang apa yang sudah terjadi dalam hidupku.
Maka saya sering merasa ingin kembali kemasa mudaku dulu dimanja dan merasa senang.
Sekarang saya merasa bingung dengan apa yang saya hadapi, saya merasa ingin menangis tetapi itu begitu cengang bagiku, alhasil lebih sering air mata yang selalu diupayakan agar tertahan. Hati yang gundah gulana dengan realita yang saat ini saya hadapi. Rasa sakit di bagian lambung sangat menyiksaku, alhasil untuk menenangkannya hanyalah sejenis obat penenang dari dokter (awalnya), sekarang saya sudah melebihi dosis dengan resep yang sering saya buat sendiri. Jika saya tidak mengkonsumsinya, maka saya seperti mayat hidup. Hal yang paling membuat hatiku hancur adalah ketika masa - masa saya sewaktu dekat dengan Tuhan saya Yesus Kristus, saya begitu merasa ingin selalu memiliki keintiman denganNya. Selalu merenungkan Titahnya dan melakukannya. Sekarang,,, saya sudah sangat merasa jauh denganNya, walau saya tahu banyak hal Dia selalu menolong dalam kehidupan saya. Sekarang saya sudah menjadi perokok aktif, dulu saya memantangkannya, karena saya tidak mau menyia - nyiakan tubuhku yang berharga baginya ini, karena dengan alasan kitalah Dia mati untuk keselamatan kita. Saya ingin menangis, mengiba seperti anak - anak kepada Tuhan. "Tuhan tolong aku!!!", seru hatiku selalu, lebih sering dari mulutku berujar.